About a Pray



Doa pasti terjawab. Entah itu jawabannya iya, tidak, atau nanti di akhirat dalam bentuk paket-paket hadiah yang bikin semua orang berharap doanya tidak pernah terjawab saja di dunia.

Kalau ada doa yang sampai sekarang belum terjawab, belum terlihat wujud 'tidak' nya tapi 'iya' juga tidak kunjung terjadi, maka bisa jadi itu adalah 'iya yang tertunda'. Dan dalam sebuah 'iya yang tertunda' itu ada perjalanan tentang menemukan dan ditemukan. Perjalanan itu tempat memungut bekal, yang kelak akan berguna untuk menempuh perjalanan yang lebih panjang lagi.

Karena hidup kan tidak selesai sampai ketika doa terkabul. Orang yang berdoa ingin menikah, hidupnya kan tidak selesai setelah dia menikah, ada lebih banyak lagi keinginan dan cobaan yang harus dia tempuh. Untuk bisa survive melalui itu semua, maka dia harus dipersiapkan betul sesuai dengan keinginan dia. Kenapa kata-kata terakhir itu saya miringkan, karena lagi-lagi itu tergantung dengan jenis hidup seperti apa yang tengah dipersiapkan untuk kita.

Doa juga tentang keinginan. Sebagai seorang manusia yang statusnya hamba, sudah sewajarnya kan kita itu patuh dan taat pada keinginan Sang Tuan. Semua keinginan-Nya adalah titah untuk kita. Nah bagaimana jika yang kita doakan itu, yang kita ingin-inginkan itu, berbeda dengan apa yang dia inginkan untuk kita? Bisa jadi inilah yang bikin doa tersebut pending lama, tidak 'iya' tapi belum juga 'tidak'. Karena terlebih dahulu harus menyeleraskan keinginan kita dengan Sang Tuan Yang Maha Memiliki Hamba-Nya. Kelak jika keinginan itu sudah selaras, barulah jalan terbuka seperti jalan tol Cipali yang lurus nan mulus.

Perjalanan menyeleraskan keinginan kita dengan keinginan Dia itu juga satu momen tersendiri bagi seseorang. Ketika kita dipaksa harus melawan ego dan nafsu internal, untuk mengikuti keinginan Sang Tuan yang jelas tidak mungkin salah. Makanya harus rajin-rajin melonggarkan hati, memberi sebanyak mungkin ruang untuk kemungkinan-kemungkinan baru, dan biarkan diri kita dikejutkan dengan cerita-cerita tak terduga.

Kita ini manusia memang senang sekali menduga. Padahal praduga itulah yang seringkali membuat kita nelangsa.

Jadi untuk temen-temen yang masih punya keinginan, yang doanya masih belum terkabul, jangan putus asa. Selama kita masih diizinkan untuk bangun besok pagi, berarti masih ada kesempatan untuk meminta dan terus meminta. Jangan lupa juga untuk memohon ampun karena dosa-dosa yang lalu itu jelas penghalang bagi kita untuk maju.

Sambil terus percaya dan mengikhlaskan hati, kelak jika doa ini tidak terkabul, Dia pasti punya sesuatu yang jauh lebih baik yang bisa kita bayangkan. Otak kita ini Dia yang cipta, ada batasnya. Tidak bisa membayangkan sesuatu yang puluhan kali lipat lebih indah dari apa yang kita ketahui di dunia. Kamu tahu kan bahwa bentuk cinta di dunia ini hanya satu dari seratus bentuk cinta yang akan kita dapat di surga nanti? Gak.. ga kebayang. Cinta di dunia aja sudah indah banget, gimana kalau ada lagi bentuk lain.

***
Bogor, 7 Agustus 2020
Tadi sore dapat email, aplikasi beasiswa ditolak lagi.

Comments

Popular posts from this blog

Something to Look Forward to

Inside the Mind of a Woman

144 Hours without Instagram